watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

GODAAN NAFSU PEMBANTU MUDA
<

Beberapa waktu yang lalu, karena telah berulang
kali dipanggil oleh anaknya di kampung, maka
pembantu kami yang sudah tua, Mbok Iyem
akhirnya pulang juga ke kampungnya di Jawa
Tengah, tetapi sebelum pulang ia berjanji akan
membantu kami untuk mencarikan seorang
pembantu lain yang berasal dari kampungnya
juga, jadi pada saat Mbok Iyem pulang
kampung, tidak terjadi kekosongan pembantu di
rumah kami. Hal ini penting bagi kami, karena
kami berdua, suami isteri bekerja sehingga kami
memerlukan seorang pembantu untuk beres-
beres di rumah.
Pada hari yang telah ditentukan, maka datanglah
seorang pembantu baru yang dijanjikan oleh
Mbok Iyem, yaitu seorang gadis kampung yang
telah putus sekolah, berumur 18 tahun bernama
Lastri. Sulastri bertubuh sedang dengan kulit
bersih dan berambut panjang, yang dengan
malu-malu memperkenalkan dirinya kepada
kami, setelah menerima instruksi ini itu dari
isteriku, Lastri pun mulai bersiap untuk kerja.
Memasuki hari Senin, secara kebetulan saya
mendapat cuti kantor selama tiga hari, yang
mana bisa saya pergunakan untuk beristirahat di
rumah. Setelah isteriku berangkat kerja, sayapun
santai di rumah sambil baca koran dan
mendengarkan radio, sedang Lastri sibuk
membersihkan rumah sehabis mencuci pakaian.
Sedang saya asyik membaca, tiba-tiba dikejutkan
oleh sapaannya, “Maaf Pak.., Saya mau
mengepel lantainya”.
“Oh iya, pel aja..”, kata saya sambil terus
membaca, tetapi mataku memperhatikan
pembantu ini dengan lebih seksama. Lastri
mengepel lantai sambil berjongkok dan sesekali
merangkak sambil terus mengayunkan
tangannya. Saat ia merangkak, terlihat
pinggulnya yang besar dengan pantat yang
membentuk bulat bergoyang ke kiri dan ke
kanan dengan irama yang teratur, celana dalam
yang dipakainya terbayang sangat jelas dari balik
daster yang dipakainya. Saat ia berbalik untuk
mengepel di bawah kaki saya, terlihat dari
belahan dasternya dua buah bukit yang ranum,
terbungkus oleh kutang ketat, yang kelihatannya
sudah agak kekecilan. Tanpa terasa saya
menggosok batang kemaluanku, yang tiba-tiba
menjadi tegang. Konsentrasi saya untuk
membaca menjadi hilang.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Lastri
bersiap-siap untuk membersihkan dirinya dan
mengambil handuk serta masuk ke kamar
mandi, begitu terdengar suara air yang terguyur
di kamar mandi, saya cepat-cepat meloncat
bangun dan berjalan cepat-cepat ke arah kamar
mandi. Dari sela-sela pintu kamar mandi terdapat
celah yang bisa dipakai untuk mengintip ke
dalam. Ternyata pemandangan di dalam kamar
mandi begitu asyiknya, Sulastri ternyata
mempunyai badan yang bersih mulus dengan
kedua payudaranya yang ranum keras dengan
puting yang mengarah ke atas berwarna coklat
muda, pinggulnya yang besar sangat seksi
dengan bulu-bulu halus di atas kemaluannya.
Lastri sibuk menggosok-gosok badannya tanpa
sadar ada mata yang sedang menikmati
tubuhnya yang ranum. Dengan berdebar saya
terus mengintip Lastri yang sesekali menunduk
untuk menggosok kakinya yang ditumbuhi bulu-
bulu halus. Nafsu saya naik ke kepala, saya mulai
mengelus batang kemaluanku sampai tegang.
“Aah, enaknya kalau bisa memeluk dan
menancapkan batang penisku di vaginanya”.
Sedang asyik mengintip, saya teringat kalau di
lemari saya masih ada menyimpan sebotol obat
perangsang bermerek ‘Spanish fly’ oleh-oleh
teman dari luar negeri. Cepat-cepat saya ke
kamar mengambil obat tersebut dan
membawanya ke dapur, dan benar saja
dugaanku bahwa Lastri memang sudah
menyiapkan teh hangat bagi dirinya sendiri di
situ. Segera saya tuangkan spanish fly itu ke
dalam minuman Sulastri dan saya tambahkan
gula sedikit agar dia tidak curiga.
Saya kembali duduk di kursi depan dan pura-
pura membaca sambil membayangkan tubuh
mulus Lastri sambil mengelus batang penisku
yang sudah tegang, saya benar-benar sudah
bernafsu sekali untuk menyetubuhi Lastri. Sekitar
setengah jam kemudian, saya mendengar
erangan halus yang berasal dari kamar Sulastri,
“Heehh.., heehh”.
Segera saya menghampiri kamarnya dan pura-
pura bertanya, ” Lastri.., ada apa dengan
kamu..?”.
Lastri sambil mengeluh menjawab, “Aduuh
Pak.., perut Saya.., hheehh”.
“Kenapa..?”, sambil bertanya saya segera saja
masuk ke dalam kamarnya, Lastri kelihatan pucat
dan keningnya berkeringat, sedang dalam posisi
merangkak sambil memegang perutnya.
“Aduuh.., aduuh.., perut saya.., Pak”.
“Mari Saya tolong..”, kata saya, sambil berdiri di
belakangnya dan tunduk serta memegang
perutnya dengan kedua tangan untuk
mengangkatnya berdiri. Saat berdiri sambil
memeluknya dari belakang, penisku yang sudah
tegang dari tadi menempel pada celah pantatnya,
Lastri agak kaget juga, tapi ternyata dia diam saja
sambil terus mendesah.
“Ayo saya gosok perut kamu.., biar hangat”,
kata saya sambil tangan kananku terus bergerak
menggosok perutnya sedangkan tangan kiriku
mengangkat dasternya dari bawah. Saya
memasukkan tangan kiriku ke dalam daster itu
dan berpura-pura akan menggosok perutnya
juga tapi saya segera menurunkan tangan saya
untuk menyibakkan celana dalamnya dan mulai
meraba bulu-bulu halus yang bertebaran di
sekitar vaginanya. Saat tangan saya menyentuh
vaginanya, Lastri menggelinjang keras dan
mendesah panjang, “aah.., Paak..”, seraya
menekankan pantatnya yang montok ke penisku
yang sudah menanti dengan tidak sabar. Tangan
kananku pun mulai masuk ke dalam sela-sela
kancing daster, naik terus ke atas dan
menemukan payudaranya yang ranum, yang
ternyata tidak terbungkus oleh kutangnya,
segera saya meremas payudaranya.
“Las,.., ayo Saya gosok sambil tiduran”, kata
saya.
“Hee.. Eeh”, katanya.
Saya tuntun Lastri ke tempat tidur dan
membaringkannya dengan kedua kakinya tetap
terjuntai di lantai. Secara cepat saya menyibak
dasternya dan segera menarik turun hingga
celana dalamnya terlepas. “Aduuh.., Paak”,
katanya sambil menggerakkan pinggulnya.
“sst..”, kata saya sambil menundukkan kepala
dan mencium vaginanya yang persis di depan
mataku.
“aarkkh..”, seru Lastri sambil membuka kakinya
lebih lebar lagi dan kemudian secara cepat
menutupnya lagi sehingga kepalaku terjepit di
antara kedua belah pahanya yang mulus. Saya
mulai menjilat vaginanya, lidahku mulai menjalar
ke kanan dan ke kiri menyibakkan kedua belah
bibir vagina Lastri sampai akhirnya saya
menemukan clitorisnya. Kedua tangankupun
secara gencar mulai bergerilya meremas kedua
payudaranya sambil sesekali mempermainkan
putingnya yang langsung mengeras.
“Paak..”, Lastri keenakan sambil mulai
menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan
bagaikan sangat kegelian, dan tiba-tiba dari
vaginanya memancar cairan, yang segera saya
jilat habis.
“Las.., buka dulu yaa bajunya”, kata saya sambil
berdiri dan dengan cepat mulai membuka celana
dan kaosku. Sementara saya berdiri telanjang,
penisku benar-benar tegang dan keras. Mata
Lastri terbelalak memandang penisku yang besar
dan berdiri.
“Paak.., Lastri takut”, katanya.
“sstt.., nggak apa-apa Las..”, kata saya sambil
membantu Lastri membuka bajunya.
Karena kakinya masih menjuntai di pinggir
tempat tidur, segera saya mengambil bantal dan
mengganjal pantatnya sehingga vagina Lastri
sekarang menyembul dengan clitorisnya yang
mengkilap karena jilatan lidahku. Segera saya
arahkan penisku ke lubang vaginanya dan
berusaha untuk menekannya masuk, sementara
tanganku meremas payudaranya sedangkan
mulutku mulai memagut bibirnya. Ternyata
lubang vagina Lastri sempit sekali, sehingga baru
kepala penisku yang masuk, ia sudah menjerit
kesakitan dan berusaha menggeliatkan badannya
yang mungil. Saya menahan geliatan badannya
dan terus berusaha memasukkan seluruh
penisku ke vaginanya yang sempit dengan
menarik keluar masuk kepala penisku. Biarpun
vagina Lastri telah basah oleh cairan yang keluar
dari tubuhnya, saya tetap juga mengalami
kesulitan untuk menembus pertahanan vagina
Lastri ini. Sambil memeluk tubuhnya, mulutku
bergesar ke arah telinga Lastri, dan secara tiba-
tiba saya menggigit cuping telinganya dengan
agak keras. Secara refleks, Lastri kaget sekali,
“Aduh..”, tetapi bersamaan dengan itu saya
menekan penisku sekuat tenaga masuk ke dalam
vaginanya. Lastri kaget dan terdiam, tetapi saya
kembali memagut bibirnya dan menyedot
lidahnya sambil mulai menaikkan pantatku sedikit
sedikit, kemudian turun menekan sampai ke
ujung. Aduh nikmatnya bukan alang-kepalang,
vagina Lastri benar-benar sempit sekali bagaikan
jepitan halus yang menjepit dengan ketat serta
berdenyut-denyut terus-menerus. Setelah
beberapa kali naik turun, cabut sedikit, tekan
lagi.., Lastripun mulai menikmati permainan seks
ini, sambil mengerang-erang, dia juga mulai
menggoyangkan pinggulnya. Kedua belah
kakinyapun turut menari-nari, kadang menjepit
kakiku, kadang dia menjepit pinggangku.
“Aarkhh.., ppaak.., enaak”, kata Lastri, sambil
terus menggoyangkan pinggulnya, sehingga
penisku yang berada di dalam vaginanya terasa
bagaikan diremas-remas dengan keras. Akhirnya
sayapun tidak tahan lagi, saat badannya menjadi
kejang karena dia sampai pada puncak
kenikmatan, sayapun mempercepat gerakan naik
turun sampai cairan maniku terasa menyembur-
nyembur ke dalam vagina Lastri. Akh, kita
berdua sungguh lunglai setelah tiba pada puncak
kenikmatan. Ternyata setelah selesai baru saya
tahu kalau ternyata Lastri masih perawan dan
belum pernah dijamah oleh lelaki lain.
Selama masa cuti tiga hari, saya tetap betah di
rumah. Dan kalau istriku sudah berangkat kerja,
maka Lastri dan saya mulai mempraktekkan
berbagai macam gaya bersetubuh. Lastri
ternyata murid yang sangat pandai untuk diajar
dan selalu bernafsu untuk mengulang dan
mengulang lagi. Hal ini berlangsung selama
enam bulan, kadang larut malam, kadang pagi
hari kalau saya lagi kepingin menikmati
tubuhnya, saya ijin dari kantor, sampai akhirnya
Lastri dipanggil pulang oleh keluarganya untuk
dikawinkan di kampung.


Adult | GO HOME | Exit
1/2236
U-ON

inc Powered by Xtgem.com